Konsumsi ganja berpotensi gandakan risiko episode psikotik pada remaja
Konsumsi ganja atau mariyuana telah menjadi hal yang semakin umum di kalangan remaja dewasa ini. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi ganja dapat meningkatkan risiko episode psikotik pada remaja.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di King’s College London, konsumsi ganja secara teratur pada usia remaja dapat meningkatkan risiko episode psikotik hingga dua kali lipat. Episode psikotik sendiri merupakan kondisi mental yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan kenyataan dan munculnya gejala seperti halusinasi dan delusi.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa konsumsi ganja pada usia remaja dapat memengaruhi perkembangan otak, terutama bagian yang terkait dengan pengendalian emosi dan persepsi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan mental pada masa dewasa, seperti gangguan bipolar, skizofrenia, dan depresi.
Dalam konteks Indonesia, konsumsi ganja juga telah menjadi masalah yang serius. Meskipun ganja masih ilegal di Indonesia, namun mudahnya akses dan kurangnya pemahaman akan bahayanya telah membuat konsumsi ganja semakin meningkat, terutama di kalangan remaja.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan pendidik untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang bahaya konsumsi ganja pada remaja. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan sosialisasi tentang dampak negatif konsumsi ganja dan memberikan perlindungan hukum bagi remaja yang terlibat dalam konsumsi ganja.
Dengan demikian, diharapkan kesadaran akan bahaya konsumsi ganja pada remaja dapat meningkat, sehingga dapat mencegah terjadinya episode psikotik dan gangguan mental lainnya pada masa dewasa. Semua pihak perlu bekerjasama untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi generasi muda di Indonesia.